Hujan dan Ingatan Tentangmu

Hai Peter,

Hari ini langit menumpahkan hujan begitu deras ditempatku lalu ingatan tentangmu kemudian mendadak menyeruak memenuhi pikiranku. Aku begitu benci hari hujan saat ada disisimu. Kau pasti akan merokok dan sesekali menyembulkan asap kewajahku. Aku membencimu disaat seperti itu. Kau tahu mengapa? Bau asap rokokmu itu mengganguku. Tidak, aku tidak pernah membenci seorang perokok. Namun salahnya kau menyesap rokok yang tidak aku sukai. Rokok menthol. Bau asapnya sudah tidak lagi original. Dan aku selalu suka bau asap tembakau saja, yang tidak dibumbui apapun, manis.

Dalam beberapa hal kita memang tidak pernah sependapat. Belasan tahun saling mengenal rupanya bukan jaminan bisa menyatukan isi kepala dua orang. Kita memang terlalu keras kepala dan akan selalu begitu bukan? Jadi berhentilah mengada-ngada bahwa aku mungkin akan mengalah.

Apakah ditempatmu hujan turun? Atau panas begitu terik? Well, apapun yang terjadi dihari ini, kuharap engkau selalu baik-baik saja.

Sudah berapa lama kita tidak bertemu? Untuk sekedar menatap, bercerita atau mungkin membaca buku bersama seperti yang dulu sering kita lakukan. Semoga kita diberi kesempatan bertemu sekali lagi di hari yang panjang, dan waktu yang berlimpah. Tanpa ada amarah dan kebencian. Jika saat itu tiba, aku berharap bulan sabit dipipimu sudah memudar. Akh, mengapa Tuhan memberi sebuah lesung yang indah di pipimu? Aku selalu luluh dan kau selalu saja sengaja memamerkannya.

Hujan sudah berhenti, tetapi ingatan tentangmu semakin mekar tak terbendung. Apa yang harus aku lakukan Peter?

One thought on “Hujan dan Ingatan Tentangmu”

Leave a comment