Prompt #17. Ujian

 Prompt 17

“Kenapa kamu kelihatan frustrasi sekali sayang?”

Sepertinya aku susah berkonsentrasi di kelas selama mengikuti turnamen ini! Aku takut nilai ujian semester ini anjlok Bu.”

“Kalau begitu kamu harus melepaskannya” Ujar ibu sambil mengusap rambutku lembut

“Ta-tapi mimpi besarku ada disana. Apakah tiada jalan lain Bu?” Mataku berkaca-kaca hampir tumpah membanjiri wajah.

Private! Ibu akan mencarikan seorang guru yang handal untukmu Liana. Ibu rasa lebih baik ia berasal dari sekolahmu

Aku tersenyum mengiyakan lalu secepat kilat memeluk ibu.

***

Bagaimana? Sampai sejauh ini kamu sudah mengerti apa yang bapak jelaskan?”

Aku mengangguk. Tanganku masih bergetar memandang mata pak Ryan, guru privateku, yang nampak berapi-api. Ia terlihat begitu bersemangat. Entahlah setan apa yang merasukinya hari ini.

Apakah semuanya akan baik-baik saja pak?”

“Iya tentu saja. Kamu jangan terlalu khawatir. Ini akan menjadi rahasia kita berdua” ujarnya sambil mengedipkan sebelah mata

***

Ujian semester telah selesai dijalankan. Mimpi besarku sebagai seorang penari professional tinggal selangkah lagi. Dan prestasi sekolah yang cemerlangpun berhasil kuraih. Ini semua tidak lepas dari campur tangan pak Ryan. Sore yang teduh, aku menyesap sisa-sisa udara musim penghujan yang tersisa.

Deringan handphone menandakan pesan yang masuk mengagetkanku. Ku perikasa nama pengirimnya, ternyata pak Ryan.

“Liana, semua soal yang bapak berikan sama persis kan dengan yang keluar diujian? Bapak dengar nilai-nilaimu sangat memuaskan. Segera transfer sisa uang dari jumlah yang kita sepakati terdahulu. Bapak sedang memerlukannya. Terimakasih.”

“Kenapa aku begitu pelupa?” Ujarku setengah menjerit lalu berlari menyambar dompet menuju ATM terdekat.

Jumlah Kata : 240

41 thoughts on “Prompt #17. Ujian”

  1. Frustasi apa Frustrasi ya? Coba cek KBBI 😀

    Konsistenlah dengan kata ganti. Kalau pakai Kamu jangan diganti Kau 😀 cek lagi ya.

    Mengenai kata depan di yang diikuti tempat. Dipisahkan? Cek lagi ya. Lalu habis tanda seru gak perlu titik.

    Overall idenya bagus meski tertebak di tengah.

    Salam Karya!

  2. Aduh, ini warna hurufnya samar sama backgroundnya. apa koneksi internetku yg jelek ya, jd page-nya gak terbuka semua?

    1. Sebenernya sih twistnya lumayan dpt, kan pembaca awalnya berpikir si Guru telah berbuat tak senonoh pd muridnya tp di akhir baru deh tau ternyata Ia sudah menjual soal ujian. Chayoo 🙂

  3. Ceritanya bagus, tapi kalo gak salah untuk kalimat percakapan gak usah miring ya Mbak? kecuali membatin atau percakapan dalam hati. cmiiw

  4. FFnya mbak Maysa dan mbak Carra kayanya nyambung tuh. Cuma dari perspektif yang beda. Satu dari guru, satu dari murid. Hehehe….

    Kalau soal huruf miring kayaknya udah ada yang kasih tahu. Mau koreksi ini aja dikit :
    “Sepertinya aku susah berkonsentrasi di kelas selama mengikuti turnamen ini! Aku takut nilai ujian semester ini anjlok Bu” —> harusnya diakhiri dengan titik atau tanda baca lainnya sebelum tanda petik ganda. Misalnya “Nilai saya anjlok, Bu.”

    1. Hai mbak Evi,trima kasih udah mampir. Thks juga biat sarannya :). Punya mbak Carra aku belom sempat baca. nnt aku ke tkp deh, hehe

  5. pov 1, tapi di akhir cerita kok menjadi pov 2 > “Kenapa aku begitu pelupa?” Ujar Liana setengah menjerit lalu berlari menyambar dompetnya menuju ATM terdekat.

  6. “Liana, semua soal yang bapak berikan sama persis kan dengan yang keluar diujian?”
    –>>
    “Liana, semua soal yang Bapak berikan sama persis kan dengan yang keluar di ujian?”

    ‘bapak’ sebagai kata benda diawali huruf kecil, sebagai sapaan dia harus diawali huruf kapital ‘Bapak’
    ‘di’ yang menunjuk tempat dipisah. ‘di’ digandeng dengan kata kerja untuk menunjukkan kerja pasif.

    idenya simpel tapi seru 🙂

Leave a reply to kakaakin Cancel reply