~ A Long Journey (part I)

Merbabu yang sendu pagi kemarin
Merbabu yang sendu pagi kemarin

It’s very long long journey! akhirnya saya pulang setelah sekian tahun tak menjamah rumah.

20 maret 2013
15 menit sebelum dijemput travel ke surabaya saya masih packing. See?? ~_~ Karena ada pekerjaan yang tertuda, Komputer yang rencananya akan dibawa pulang belum dipacking dan entah mengapa setelah itu saya sadar:mengapa gak pnjam komputer teman??? Kepanikan begitu cepat menghantam saya dalam saat – saat seperti ini. Untung ada Rani dan pipit yang entah punya kekuatan bulan dari mana bisa merampungkan semuanya dalam waktu sekejap *peluk satu-satu*

Dan bapak sopir travel hening lalu kemudian marah2 karena barang bawaan saya banyak pemirsah. Bapak ini belum aja ketemu tante saya saat akan pulang dari Jakarta. Dia mungkin bisa pingsan berabad – abad melihat barang2 tante yang biasanya empat kali lipat dari punya saya sekarang! Setelah duduk manis didalam travel, saya dan sang supir melanjutkan perjalanan dari salatiga. Berdua saja ~ we are on hot date karena ac mobil gak nyala dan akhirnya jendela dibuka Dari salatiga, travel mampir sebentar di Solo. Ada pergantian mobil dan akhirnya saya berpisah dengan si bapak tadi ~ oh jangan~ .

Akhirnya saya dan dua penumpang lainnya bersama supir baru melanjutkan perjalanan menuju Surabaya. Karena hanya tiga orang penumpang, maka tempat selebar-lebarnya tersedia bagi kami ~ uyeee~.

Perjalanan terasa nyaman hingga tibalah pada jam-jam kesengsaraan yakni jam makan siang : 12.00. Saya sempat sarapan semangkuk oatmeal dan susu cokelat, bahkan membawa cemilan pula. Hmm tapi apa daya? Saya lapar nasi. Ah nasi bagai batu zamrud saat itu!
Dan ai sudah berkoar-koar dengan gado-gado tak bekuah kacang nya T_T –> semakin tragis!

Travel telah memasuki kota Ngawi namun belum ada tanda-tanda pak sopir akan melipir ke tempat makan. Padahal rasa lapar sudah memberontak tidak jelas. Saat-saat inilah saya benci melihat pemandangan sekitar dimana sejuta warung makan melambai elegan. Mata sudah coba dipejamkan namun apa daya, ada poster sepiring nasi Padang di kelopak mata. Jadi akhirnya membuka mata dengan tatapan lurus ke belakang kepala pak supir adalah pilihan terbaik.

Saat lapar kali ini benar-benar membuat saya merasa takut akan terkena penyakit pirus ~ pipi tirus~ namun untunglah 45 menit kemudian, setelah memasuki kota Madiun, si bapak insaf dan akhirnya saya makan!!! Horeee! Si Pirus pun pergi jauh-jauh.

~to be continued on next story…

“Makassar ~ 01.30 WITA”

29 thoughts on “~ A Long Journey (part I)”

  1. wah… lagi perjalanan ya.
    memangnya gak bisa bilang… ‘pak, asya lapel pak’ *ala2 Kiky anaknya mas Lambang Sarib*
    tapi memang bikin kesel sih kalau laper eh gak berenti makan.

  2. o indahnya laut dan gelombang
    nikmatnya ikan bakar dan sambal
    dan suara-suara nyanyian merdu
    bau tanah yang terguyur hujan
    pelukan bunda,
    indahnya pulang ke rumah
    smoga slamat diperjalanan…didekatkan 🙂

Leave a reply to Masya Cancel reply