Harga sebuah Pelukan

Fly me to the sky, make me red like sunset (dok. pri – photo taken 29 Maret 2013)

“My heart is on the sky now not on the ground anymore”

Andai saja aku bisa mengunci mulutku rapat-rapat dan tak lagi berbicara tentang kita saat menatap matamu yang menyipit semakin sempurna itu. Jika senyummu mengembang sempurna, matamu selalu seperti itu. 🙂 Akh, ini bukan lagi perkara sebuah rasa. Ini sesuatu yang lebih mengerikan dan entah semua orang sebut apa. Pagi ini badanku serasa remuk, sakit semua. Dan anehnya ini karena sebuah pelukan.  Ya, kau memelukku erat entah dengan tenaga dari alam apa. Melepas sebuah pelukan bahkan lebih susah daripada merentang tangan untuk memeluk sesuatu yang lebih baik nampaknya.

Kau menatapku, tersenyum lagi dan minta maaf bahwa pelukanmu kali ini akan terasa sakit. Setidaknya menurutmu itulah satu-satunya bekas yang bisa kau tinggalkan karena sekuat apapun kau memelukku pada akhirnya juga aku akan tetap pergi.
Andai saja aku bisa memusnahkan jarak antara dua sudut mata kita lalu menuang sisa-sisa harapanku tentang kita dalam bola matamu. Tapi hatiku yang sudah ditikam mimpi tidak bisa lagi berpijak diatas bumi. Mereka melayang diangkasa, memerah bersama senja.

Maaf, maafkan setiap inci keegoisanku. Maafkan titik nadiku yang masih meninggalkan sebuah aroma puisi cinta yang kadang datang menjengukmu. Maafkan semua spektrum warna pada sebuah senja yang telah berhasil menjeratku disudut langit. Lalu doakan aku, agar aku bisa tetap bertahan untuk mengalahkan badai rindu yang akan menyergap aku sebentar lagi kala aku tak bisa melihat lagi ritme pepohonan di matamu. Rindu itu akan menelanku pelan-pelan, memerahkan aku semerah senja yang paling dramatis.

Kita adalah sebuah senja yang akan ditenggelamkan malam, sebuah senja yang hanya sekejap namun indahnya bahkan tak tertandingi sayang. Inilah harga dari sebuah pelukan yang harus kita bayar : SENJA

12 April 2013, dalam sebuah senja yang datang melenyapkan tetes-tetes kita